Menurut Mappiare
(1982), secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian, yaitu masa remaja
awal dan masa remaja akhir dimana masa remaja awal berada dalam usia 12 atau 13
tahun sampai 17 atau 18 tahun dan masa remaja akhir berada dalam rentang usia
17 atau 18 tahun sampai 21 atau 22 tahun (Gunarsa & Gunarsa, 1989).
Secara psikologis masa
remaja merupakan suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam
masyarakat dewasa, sehingga individu merasa bahwa dirinya sama dengan orang
yang lebih tua dengan dirinya (Hurlock,1991). Pada masa ini, remaja akan
mengalami perkembangan yang pesat dalam aspek intelektual, sehingga remaja
mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat yang lebih dewasa. Selain
itu, aspek intelektual merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua
periode perkembangan (Ali & Astori, 2004).
Pada masa remaja,
individu dihadapkan dengan tugas perkembangan yang difokuskan sebagai upaya
meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai
kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas
perkembangan masa remaja menurut Hurlock (1991), yaitu :
- Individu harus mampu menerima keadaan fisiknya.
- Individu mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
- Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
- Mencapai kemandirian emosional.
- Mencapai kemandirian ekonomi.
- Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orangtua.
- Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
- Memahami dan mempersiapkan berbagai tangung jawab kehidupan keluarga
- Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
- Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektiuual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat (Ali & Astori, 2004).
Pada masa remaja,
biasanya seseorang mengalami perubahan emosional yang tidak stabil. Intensitas
emosi mereka tampak berlebihan terhadap kejadian yang dapat memicu emosi
tersebut. Mereka mungkin sering bersungut-sungut karena tidak mengetahui cara
yang tepat untuk mengungkapkan perasaan mereka. Mereka mungkin akan marah
kepada orangtua ataupun saudara mereka meskipun hanya karena sedikit provokasi
atau bahkan tidak ada sama sekali. Hal ini merupakan respon yang mungkin
merefleksikan mekanisme pertahanan diri mereka dengan menempatkan perasaan
mereka kepada orang lain. Untuk beberapa remaja, perubahan keadaan emosional
tersebut bisa merefleksikan masalah yang serius. Secara khusus remaja wanita
rentan terhadap depresi pada masa remaja (Santrock, 2007).
Naik
turunnya emosi pada masa remaja awal mungkin terkait dengan variasi hormon pada
masa ini. Ketika mereka beranjak dewasa, suasana hati mereka menjadi kurang
ekstrim. Hal ini menurunkan tingkat fluktuasi emosi mereka yang menunjukkan
adaptasi terhadap hormon-hormon. Cara mereka mengatur emosi dan suasana hati
mungkin memainkan peranan yang sangat penting terhadap kesuksesan akademik
mereka (Santrock, 2007).
Sumber Bacaan :
Ali, Mohammad &
Mohammad Astori. (2004). Psikologi remaja
perkembangan peserta didik. Jakarta : Bumi Aksara
Gunarsa, Singgih D. & J. Singgih D. Gunarsa. (1989). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta : PT BPK Agung Mulia
Santrock, John W. (2007). A topical approach to life-span development, 3th ed. New York : McGraw Hill
No comments:
Post a Comment