Psikologi industri/organisasi mulai dikenal sejak
tahun 1903 ketika Walter Dill Scott menulis tentang "The Theory of Advertising", yang mana psikologi pada awalnya
diaplikasikan dalam bisnis dan tepatnya pada tahun 1913, ketika Hugo
Munsterberg "Psychology an
Industrial Efficiency". Kemudian psikologi industri/organisasi telah
dicatat secara resmi lahir pada tahun 1900-an. Pada tahun 1930-an, bidang gerak
psikologi industri/organisasi membahas tentang persoalan-persoalan sumber daya
manusia seperti seleksi dan penempatan karyawan. Sementara itu pada tahun
1930-an, dengan berbagai hasil penemuan dari studi Howthorne yang terkenal, maka psikologi menjadi lebih terlibat
dalam kegiatan-kegiatan yang mengarah pada kualitas lingkungan kerja dan
sikap-sikap karyawan.
Selanjutnya pada tahun 1960-an, ditemukan beberapa
karakteristik yang menjadi bagian dari penggalan-penggalan utama
perundang-undangan tentang hak penduduk. Undang-undang tersebut diarahkan untuk
memberi perhatian terhadap sumber daya manusia yang professional dalam
mengembangkan berbagai teknik seleksi yang adil. Setiap hasil seleksi dipakai
sebagai bahan pertimbangan oleh psikolog untuk menentukan dan menempatkan
karyawan pada bidang yang sesuai dengan potensinya (the right person in the right place). Kemudian pada tahun 1970-an,
peneliti diarahkan pada setiap persoalan kepuasan dan motivasi karyawan,
sehingga banyak teori tentang perilaku karyawan yang ada dalam organisasi yang
dikembangkannya.
Pada tahun 1980-an dan 1990-an telah terjadi tiga
perubahan utama dalam psikologi industri/organisasi. Pertama, bertambahnya penggunaan teknik analisis dan metode
statistic yang semakin canggih. Perubahan ini jelas tidak sebanding dengan
beberapa artikel jurnal yang telah dipublikasikan pada tahun 1980-an dengan
artikel yang telah ditulis sejak tahun 1960-an. Artikel-artikel tersebut
belakangan ini ditulis dengan cara menggunakan metode penelitian kuantitatif
yang lebih luas dan dalam, yaitu menggunakan metode analisis statistik untuk
mengukur perubahan tingkah laku, analisis varians (ANOVA), analisis
multivarians (MANOVA), dan model kausal. Sedangkan artikel-artiket yang
terdapat pada tahun 1960-an menggunakan statistik yang sederhana, seperti chi quadrat, uji t, dan analisis varians
(ANOVA) satu arah atau dua arah. Selain itu,
pada tahun 1960-an artikel yang tersebut menggunakan analisis hubungan
linear dan berganda, regresi linear dan berganda, path analysis, program statistic LISREL, AMOS, dan SAM yang
digunakan dalam penelitian di bidang industri/organisasi. Artikel tersebut juga
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan kognitif, seperti
studi kasus dan eksperimental.
Kedua, perubahan tersebut memberi perhatian terhadap
minat yang baru dalam mengaplikasikan psikologi kognitif dalam industri. Sebagai
contoh, pada tahun 1970-an pada mulanya memberi deskripsi dan metode-metode tes
yang baru untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Pada tahun 1980-an dan awal
tahun 1990-an, peneliti mencoba untuk menguji proses berpikir yang digunakan
oleh para manajer ketika mereka mengatur penilaian kinerja karyawan.
Ketiga, pada tahun 1980-an dan 1990-an para psikolog
industri/organisasi lebih agresif mengembangkan metode-metode untuk menyeleksi
karyawan melalui tes psikologi dan tes kepribadian. Kemudian pada tahun 1960-an
dan 1970-an, pengadilan hanya menggunakan data interpretasi dalam menentukan
calon karyawan yang diharapkan sesuai dengan haknya sebagai penduduk, tanpa
menggunakan instrument-instrumen penyeleksian yang lebih tepat. Atas dasar itu,
para psikolog industri/organisasi berhati-hati dalam menyeleksi calon-calon
karyawan yang dibutuhkan. Pada waktu pertengahan 1980-an, para psikolog
menggunakan istrumen-instrumen seleksi yang akan dikembangkan dan digunakan,
termasuk tes kemampuan kognitif, tes kepribadian, dan wawancara situasi.
Perubahan-perubahan lain selama tahun 1980-an dan 1990-an telah berpengaruh
signifikan pada psikolog industri/organisasi, termasuk kelonggaran organisasi
secara besar-besaran, memberi perhatian yang lebih besar pada
persoalan-persoalan perbedaan dan gender, tenaga kerja yang sudah lanjut usia,
pengaruh stress, produktivitas kerja, dan prestasi kerja. Walaupun demikian,
pada tahun 1955 masih ada psikolog industri/organisasi yang menggunakan
pendektan agresif tanpa menggunakan instrument-instrumen penilaian ilmiah untuk
menyeleksi karyawan, sehingga hal tersebut dapat membuat calon karyawan
mengalami kecemasan dan dapat merugikan organisasi dalam menemukan calon-calon
karyawan yang potensial. Kemudian pada tahun 2000-an, para psikolog
industri/organisasi sudah mulai menggunakan pendekatan yang lebih professional
dalam menyeleksi dan menempatkan calon-calon karyawan yang sesuai dengan
potensinya pada jabatan yang sesuai. Para psikolog industri/organisasi
menggunakan alat-alat ukur tes psikologi, tes kepribadian, wawancara, dan tes
kelompok yang terstandar, lebih reliabel, dan objektif untuk menyeleksi
karyawan.
Sumber Bacaan :
Wijono, Sutarto.
2010. Psikologi Industri & Organisasi
(Dalam Suatu Budang Gerak Psikologi Sumber Daya Manusia), Edisi Revisi.
Jakarta : Kencana
No comments:
Post a Comment