SPONSOR

Tuesday 11 October 2016

TEORI KEPEMIMPINAN



Terry (1972), mengemukakan bahwa terdapat beberapa teori kepemimpinan, antara lain sebagai berikut :
1.      Teori Otokratis
Teori otokratis didasarkan pada perintah-perintah pemaksaan dan tindakan yang arbiter dalam hubungan antara pemimpin dengan bawahannya. Pemimpin yang otokratis cenderung mencurahkan perhatian mereka terhadap pekerjaan dan melaksanakan pengawasan seketat mungkin supaya pekerjaan yang mereka lakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Selain itu, pemimpin otokratis akan menggunakan perintah-perintah  yang diperkuat dengan adanya sanksi atau hukuman. Bahkan pemimpin yang otokratis akan lebih mementingkan kedisiplinan kepada bawahannya (Uha, 2014).

2.      Teori Psikologis
Dalam teori ini menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah mengembangkan sistem motivasi yang baik. Pada teori kepemimpinan ini, seorang pemimpin akan berusaha merangsang bawahannya supaya mereka dapat bekerja untuk mencapai sasaran organisasi maupun untuk memenuhi tujuan pribadi mereka masing-masing. Kemudian pemimpin ini lebih memerhatikan hal-hal yang berkaitan dengan pengakuan, kepastian emosional, dan kesempatan untuk memerhatikan keinginan serta kebutuhannya (Uha, 2014)..

3.      Teori Sosiologis
Pada teori sosiologis, pemimpin akan berusaha menetapkan tujuan dengan mengikutsertakan para pengikutnya dalam menentukan keputusan akhir. Hal ini membuat para pengikutnya mengetahui mengenai hasil yang akan mereka peroleh, membangun kepercayaan, dan mengetahui perilaku yang diharapkan oleh seorang pemimpin terhadap para pengikutnya (Uha, 2014).

4.      Teori Suportif
Pemimpin beranggapan bahwa mereka harus membantu usaha-usaha yang dilakukan oleh para pengikutnya, sehingga para pengikutnya dapat memberikan hasil yang baik. Oleh karena itu, pemimpin yang suportif harus mampu menciptakan iklim kerja dan lingkungan kerja yang baik bagi para pengikutnya (Uha, 2014).

5.      Teori Laisser Faire
Berdasarkan teori Laisser Faire, seorang pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada para pengikutnya untuk menentukan aktivitas yang akan mereka lakukan. Namun pemimpin ini tidak ikut berpartisipasi dalam aktivitas yang dilakukan oleh para pengikutnya. Oleh karena itu, pemimpin Laisser Faire sering disebut sebagai pemimpin yang informal (Uha, 2014).

6.      Teori Sifat
Berikut ini adalah beberapa sifat yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu :
a.       Inteligensi. Tingkat inteligensi yang dimiliki oleh seseorang dapat memberikan petunjuk mengenai keberhasilan seseorang menjadi pemimpin.
b.      Inisiatif. Insiatif terdiri dari dua bagian (1) kemampuan untuk bertindak seorang diri dan mengatur tindakan yang akan mereka lakukan, dan (2) kemampuan untuk “melihat” ke arah tindakan yang tidak “terlihat” oleh orang lain.
c.       Energy dan rangsangan. Seorang pemimpin sebaiknya memiliki energi secara mental maupun fisik dalam mencapai tujuan organisasi.
d.      Kedewasaan emosional. Seorang pemimpin harus dapat diandalkan untuk menepati janji-janji yang akan dilaksanakan dengan cara bersedia bekerja dalam waktu yang lama dan mampu menyebarluaskan sikap enthusiasme diantara pengikutnya.
e.       Persuasif. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan persuasi untuk membuat persetujuan kepada pihak yang akan mereka pimpin.
f.       Skill komunikatif. Pemimpin memiliki kemampuan dalam mengemukakan pendapat secara singkat kepada orang lain. Kemudian mereka akan mengambil kesimpulan dari hasil diskusi yang mereka lakukan. Selain itu, seorang pemimpin harus memiliki kemampuan dalam berbicara dan membuat sebuah tulisan secara tegas serta jelas.
g.      Kepercayaan kepada diri sendiri. Seorang pemimpin adalah orang yang cukup matang dan tidak memiliki sifat-sifat antisosial dalam mengerjakan tugas mereka. Bahkan mereka menyakini bahwa seoranng pemimpin mampu menghadapi segala situasi yang akan mereka alami.
h.      Perseptif. Sifat ini berhubungan dengan kemampuan dalam memahami ciri-ciri dan perilaku orang lain, terutama bawahannya. Selain itu, perseptif yang dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup kemampuan untuk memproyeksikan diri sendiri secara mental dan emosioanl ke dalam posisi orang lain.
i.        Kreativitas. Sifat ini menuntut seorang pemimpin untuk memiliki orisinalitas dalam mencari cara-cara baru guna menyelesaikan suatu masalah yang sedang mereka hadapi.
j.        Partisipasi sosial. Seorang pemimpin seharusnya mampu menyesuaikan diri dengan berbagai kelompok dan memiliki kemampuan untuk berhadapan dengan orang lain. Di sisi lain, seorang pemimpin harus mampu memahami orang lain serta mengerti kelemahan dan kelebihan mereka (Uha, 2014).

7.      Teori Situasi
Pada teori ini menjelaskan bahwa kepemimpinan terdiri dari tiga elemen, yakni : pemimpin, pengikut, dan situasi. Bahkan situasi dianggap sebagai elemen terpenting bagi seorang pemimpin. Menurut Fielder (1975), kita dapat menggunakan tiga dimensi untuk mengukur efektivitas seorang pemimpin, yang meliputi : (1) tingkat kepercayaan seorang bawahan terhadap pemimpin; (2) kemampuan seorang pemimpin dalam melakukan pekerjaan yang bersifat rutin; (3) tingkat kekuasaan yang bersifat inheren dengan posisi kepemimpinan (Uha, 2014).


Sumber Bacaan :
Uha, Ismail N. (2014). Manajemen Perubahan (Teori dan Aplikasi pada Organisasi Publik dan Bisnis). Bogor : Ghalia Indonesia

No comments:

Post a Comment